Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Ruang Lingkup HIV Tidak Melulu Soal Kesehatan

Siapapun masyarakat bisa secara mandiri memahami bahaya dan mencegah HIV karena bertautan dengan kehidupan sehari-hari.

by Ignatius Dwiana
Wednesday, 13 March 2024
A A
Ruang Lingkup HIV Tidak Melulu Soal Kesehatan

Konferensi pers Run4U 2024. (Sumber foto: KAJ/2024)

Jika sekadar untuk memperoleh pengetahuan maka informasi tentang HIV/AIDS bisa anda temuan melalui internet.

Namun peristiwanya menjadi berbeda ketika seseorang mengalami HIV atau berisiko lebih. Lantas, kemanakah dia harus mencari tahu atau berkonsultasi? Siapa yang mau mendengarkannya?

BacaJuga

Deklarasi Bali Umumkan Rokok Sebagai Ancaman Kesehatan Utama di Indonesia

ICTOH ke-10 Menyoroti Ragam Taktik Industri Rokok yang Mengecoh

Banyak aspek yang mengelilinginya sehingga membuat layanan medis yang tersedia tidak bisa terakses dengan optimal. Kondisi ini menjadikan soal HIV/AIDS mencakup aspek yang lebih luas dan tidak melulu soal kesehatan. Stigma dan diskriminasi turut menjadi tantangan serta menyangkut hal lain seperti pendidikan, karir, hingga rumah tangga.

“Ada yang mengungkapkan kalau saya HIV maka akan membuat saya menjadi sendirian. Dijauhi orang terdekat,” ujar dr. Emon Winardi Danudirgo, dalam konferensi pers Run4U Keenam di Jakarta pada Rabu, 28 Februari 2024.

Dia melanjutkan, bahwa dengan konteks itu, maka masalahnya bukan hanya tersedianya layanan. Dan tentunya juga bukan saja karena tersedianya obat. Namun, lebih tentang bagaimana layanan ini bisa terjangkau.

Dokter Emon yang merupakan Ketua Pokja HIV Rumah Sakit Sint Carolus menyebutkan seseorang yang masuk ke layanan HIV/AIDS pasti ada pergumulannya. Ada sesuatu yang ia alami, sehingga turut masuk ke dalam layanan konseling atau pendampingan.

Di samping itu perawatan tersebut berlangsung kontinyu. Sehingga interaksi antara pasien dan tenaga kesehatan membutuhkan ketekunan dan ketetapan hati.

Ruang Carlo di Rumah Sakit Sint Carolus memberikan layanan bagi mereka yang berisiko dan pasangannya dari berbagai latar belakang. Layanan ini termasuk juga pemeriksaan pra nikah dan ibu hamil. Ruang Carlo pun menyediakan layanan konseling untuk menunjang pengobatan yang berkelanjutan.

“Kami berharap melalui pelayanan di unit ini dapat memberi kesempatan kepada orang dengan HIV melalui pengobatan dan untuk mewujudkan kembali harapan. Selain itu kami juga menyediakan pemeriksaan HIV dan infeksi menular seksual, konseling, dan pengobatan,” jelas dia.

Saat ini Ruang Carlo melayani lebih dari 3800 orang dengan HIV yang datang berobat secara teratur.

“Oleh karena itu kami menyambut baik Ruang Carlo sebagai sasaran donasi Run4U 2024. Kami berharap informasi mengenai Ruang Carlo dapat melalui kegiatan ini,” kata dr. Emon.

Run4U 2024 merupakan kegiatan tahunan lari amal. Kegiatan dari Profesional dan Usahawan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (PUKAT KAJ) ini tidak sekadar mengajak masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan berolahraga. Namun, juga ikut serta menggalang donasi untuk berbagai kegiatan sosial kemanusiaan.

Ketua PUKAT KAJ Paulus Ario Birowo menuturkan acara Run4U yang keenam ini mengangkat tema “Solidaritas dan Subsidiaritas untuk Semua”.

Donasi yang terkumpul dalam Run4U 2024 ini nantinya untuk membantu pelayanan orang dengan HIV/AIDS di unit Ruang Carlo Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta. Lalu juga untuk pelayanan lansia di Rumah Atmabrata Cilincing, pelayanan lansia di SasanaTresna Wherda Caritas di Bekasi, dan karya sosial PUKAT KAJ lainnya.

Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menerangkan bahwa solidaritas untuk kebaikan bersama. Rumusannya secara resmi ada dalam Ajaran Sosial Gereja. Namun ia juga mengingatkan, bahwa kebaikan bersama ini tidak datang dengan sendirinya tetapi harus diciptakan dan diperjuangkan.

“Setiap zaman akan memunculkan masalah yang berbeda dan itulah yang ingin dimasuki oleh gereja supaya tidak tinggal di sekitar altar. Tetapi tinggal di tengah-tengah masyarakat,” lanjutnya.

Ketua Panitia Run4U Ken Prita juga mengundang donator dan sponsor untuk ikut serta dalam menyukseskan acara Run4U 2024.

“Kami ingin semua kalangan masyarakat dapat bergandengan tangan bersama dengan semangat solidaritas dan subsidiaritas bagi semua.”

Run4U 2024 akan diselenggarakan di QBIG BSD City pada hari Minggu, 2 Juni 2024. Acara ini terbuka untuk masyarakat umum dan pendaftarannya mulai tanggal 15 Maret 2024 sampai tanggal 30 April 2024.

Ada berbagai acara selain kegiatan lari bersama. Sebut saja; panggung musik, acara zumba bersama, bazaar kuliner, photo booth, games, dan pembagian door prize. Pendaftaran melalui situs web https://run4u.aktivin.id/ dan platform online berkaitan dengan kegiatan Run4U melalui https://lintr.ee/Run4u_ID.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Tags: HIVHIV/AIDS

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.