Depok, Prohealth.id – Desa Cisaban adalah bagian dari wilayah Baduy Luar, yang terletak di kaki Gunung Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Kondisi geografis dan infrastruktur yang terbatas membuat warga kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Dalam upaya menurunkan dan mencegah kasus stunting, di desa tersebut, UI bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). KAI mengadakan kegiatan “Skrining Anemia pada Bayi dan Remaja Putri” sebagai bagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI.
Kegiatan yang dikuti oleh hampir 200 peserta ini berlangsung pada 31 Juli hingga 1 Agustus 202 lalu. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI, Dr. LG. Saraswati, S.S., M.Hum; Manajer Corporate Social Responsibility PT KAI, Ichwan, beserta tim; Ketua Tim Pengabdi, Dr. dr. Astuti Giantini; serta Kepala Puskesmas Cisimeut.
Menurut Dr. Saraswati, kolaborasi UI dan PT KAI menunjukkan bentuk nyata pengabdian masyarakat yang berdampak (impactful).
“Merupakan momen berharga bagi UI bisa bekerja sama dengan KAI. Kegiatan ini mencerminkan kolaborasi multi-pihak yang strategis dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di daerah terpencil. Selain itu, menjadi wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial institusi Pendidikan dan korporasi terhadap kelompok masyarakat adat di Indonesia,” ujarnya.
Pada kegiatan tersebut, beragam layanan kesehatan diberikan bagi warga Suku Baduy. Di antaranya; penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pengukuran tinggi badan dan berat badan anak, pemberian suplemen penambah darah untuk remaja putri.
Selain itu, diadakan pula pemeriksaan dan pengobatan umum, Tindakan sederhana pada gigi, pelayanan farmasi, pemeriksaan kehamilan (ANC), pemberian makanan ringan, pemeriksaan laboratorium darah, serta pemeriksaan sampel urin dan feses.
Sebanyak 193 peserta mengikuti pengobatan umum dan gigi, sementara 40 peserta mengikuti pemeriksaan laboratorium mini. Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan berbagai penyakit yang diderita warga, yakni dyspepsia, myalgia, ISPA, urtikaria dan dermatitis. Adapun status gizi dari 22 anak yang menjalani pemeriksaan, yaitu gizi normal (14 anak), tinggi badan dan berat badan kurang (5 anak), serta tinggi badan kurang (3 anak).
Dr. dr. Astuti menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan pelayanan medis jangka pendek. Sebaliknya, kegiatan ini juga agar puskesmas setempat untuk pemantauan kesehatan lanjutan.
“Kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan. Terima kasih atas kolaborasi yang luar biasa dari PT KAI. Utamanya dalam mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan warga Suku Baduy,” kata Dr. Astuti.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post