Jakarta, Prohealth.id- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sosialisasikan dua program studi (prodi) baru pada rumpun ilmu kesehatan. Perguruan tinggi yang terkenal akan produk teknik dan risetnya ini mengupas tuntas prodi Kedokteran dan Teknologi Kedokteran melalui gelar wicara bertajuk ITS Edutalk Series, Rabu, 27 Maret 2024.
Kepala Prodi Kedokteran ITS, dr Sakina MSi menuturkan bahwa prodi pimpinannya merupakan bentuk kontribusi ITS dalam mengentaskan masalah kesehatan di Indonesia. “Minimnya jumlah dokter menjadi salah satu penyebab tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan di negeri kita,” ujar Sakina dikutip Prohealth.id dari siaran pers.
Oleh karena itu, prodi Kedokteran ITS hadir untuk menyiapkan lulusan dokter yang berkualitas unggul dan memiliki wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era 4.0. Dalam realisasinya, prodi ini menyediakan beberapa mata kuliah berbasis teknologi, seperti data sains kedokteran dan ilmu teknologi kedokteran. “Kami menyiapkan dokter yang berfokus pada bidang pencegahan dan berwawasan teknologi canggih”, katanya.
Di sisi lain, peningkatan lulusan kedokteran di Indonesia haruslah diimbangi dengan fasilitas alat kesehatan yang memadai. Namun, hingga saat ini, 90 persen alat kesehatan di Indonesia masih berbasis impor. Sehingga, prodi Teknologi Kedokteran ITS hadir untuk menjadi pionir dalam menciptakan lingkungan yang mandiri di dunia alat kesehatan Indonesia.
Kepala prodi Teknologi Kedokteran ITS, Dr Ir Adhi Dharma Wibawa ST MT menjelaskan bahwa prodi baru ini menerapkan desain kurikulum dari berbagai multidisiplin ilmu. Secara garis besar, lingkupnya berorientasi pada tiga bidang utama pengembangan kompetensi, yakni elektronika, desain produk, dan informatika. “Meski begitu, mahasiswa tetap kami bekali dengan ilmu kedokteran dasar,” ujar pria yang disapa Adhi tersebut.
Tak hanya sebatas itu, mata kuliah pilihan di prodi Teknologi Kedokteran ITS juga beragam. Beberapa diantaranya adalah Medical Learning Design berbasis extended reality (ER) virtual reality (VR) yang mengolah teknologi komputer menjadi tempat simulasi realitas. “Salah satu perwujudannya adalah pemodelan kadaver buatan untuk peminatan bidang desain,” terang dosen yang ahli di bidang elektronik dan biomedik tersebut.
Prodi Teknologi Kedokteran ITS juga mengaplikasikan ilmu robotika kedokteran, health informatics, serta wearable device and IoT system untuk peminatan bidang informatika dan elektronika. Peminatan kedokteran layaknya biomekanika olahraga, rehabilitasi medik, hingga desain obat dan vaksin juga menjadi cakupan bidang ilmu prodi tersebut.
Lebih lanjut, Adhi menerangkan bahwa mahasiswa prodi Teknologi Kedokteran ITS juga mempelajari interaksi antara pasien dengan dokter untuk menemukan inovasi teknologi secara langsung. Selain itu, tugas akhir mahasiswa prodi Teknologi Kedokteran ITS akan dibimbing langsung oleh para dokter sekaligus dosen dari rumpun teknik.
Tak hanya siap dari sisi kurikulum dan pendidikan saja, ITS juga telah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi kedua prodi baru tersebut. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya 11 laboratorium untuk prodi Kedokteran ITS dan tiga laboratorium untuk prodi Teknologi Kedokteran ITS. “Kami juga sedang membangun gedung khusus Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) ITS yang akan menjadi pusat laboratorium fakultas ini,” ucap Adhi.
Di hari terakhir ITS Edutalk Series ini, Sakina dan Adhi turut memberikan semangat bagi para pejuang perguruan tinggi, khususnya prodi FKK ITS. Sebab, meski terhitung baru berjalan beberapa tahun, kedua prodi ini memiliki persaingan yang cukup tinggi pada seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2024. “Dengan segala prospek yang diberikan, prodi Kedokteran ITS langsung menduduki peringkat pertama keketatan pada Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP),” katanya.
Editor: Irsyan Hasyim
Discussion about this post