“Saya sudah selesai baca 5 buku, senang sekali ada banyak buku disini (perpustakaan). Aku mau baca buku, karena aku pintar,” kata Gabriel, siswa kelas 1 SD Inpres Butata, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, dengan logat Floresnya yang kental saat berbincang di acara peresmian perpustakaan ramah anak yang didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan Room to Read di sekolahnya.
Dengan suara lantang, Gabriel mulai membaca. Gabriel merupakan satu diantara anak di Kabupaten Nagekeo, NTT, yang memiliki minat baca tinggi. Sayangnya, keterbatasan akses buku bacaan anak yang sesuai untuk usianya menjadi salah satu penghambat untuk menikmati hobi membacanya tersebut.
Gabriel sangat suka membaca, ibunya, Angelina Owa, bercerita minimnya buku bacaan menjadikan Gabriel hanya membaca tulisan yang ada disekitar, seperti tulisan bungkus makanan, papan informasi, ataupun tulisan-tulisan di baju.
“Sebelum perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di sekolah ini diresmikan, dia selalu ikut saya ke perpustakaan, mau baca tapi saya bilang setelah acara peresmian baru bisa baca,” ucap Angelina Owa, ibunda Gabriel yang juga merupakan guru kelas 4 di SD Inpres Butata, Nagekeo.
Bagi Gabriel dan teman-temannya, peresmian perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di sekolah mereka sudah ditunggu sejak lama. Mereka sangat antusias ingin membaca buku-buku bergambar yang ada di perpustakaan baru sekolah mereka.
Akses buku bacaan anak menjadi salah satu penyebab tingkat literasi anak yang rendah di Indonesia. Menurut Survey Inovasi Pembelajaran dan Pendidikan Indonesia (SIPPI) yang dilakukan oleh INOVASI pada 2017, 68 persen buku anak yang tersedia di sekolah-sekolah dasar adalah buku pelajaran. Anak tidak dapat belajar membaca tanpa adanya bahan bacaan. Bahan bacaan yang paling efektif untuk anak adalah buku-buku cerita yang menarik dan berjenjang sesuai dengan kemampuan membaca anak.
Hadirnya Taman Bacaan Pelangi melalui konsep perpustakaan ramah anak dengan buku-buku berkualitas yang berjenjang dan sesuai untuk anak-anak usia 7-12 tahun menjadi solusi peningkatan literasi anak di Kabupaten Nagekeo pada khususnya, dan di wilayah Indonesia Timur.
Dikutip dari siaran pers yang diterima Prohealth.id pada Kamis (23/11/2023), bersama dengan Pemerintah Daerah Nagekeo, Taman Bacaan Pelangi mengadakan serangkaian acara peresmian 20 perpustakaan ramah anak baru di 20 Sekolah Dasar di Kabupaten Nagekeo pada 7 November 2023 hingga 18 November 2023. Dengan diresmikannya ke-20 perpustakaan baru ini menjadikan total ada 109 perpustakaan ramah anak yang telah berhasil didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi bersama dengan Kabupaten Nagekeo dan Room to Read di Kabupaten Nagekeo, NTT, dan menandai telah didirikannya 250 perpustakaan ramah anak oleh Taman Bacaan Pelangi untuk Indonesia.
“Literasi dasar merupakan salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam peningkatan sumber daya manusia di daerah ini. Atas nama masyarakat di Nagekeo, kami mengapresiasi komitmen dari Taman Bacaan Pelangi yang berupaya membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan literasi anak-anak dan menumbuhkan minat baca anak-anak di wilayah kami”, ujar Bupati Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo Dr. Johannes Don Bosco saat meresmikan perpustakaan di SD Inpres Butata.
Pengguntingan pita dilakukan oleh Dr. Johannes Don Bosco selaku Bupati Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo dan Nila Tanzil selaku Pendiri Taman Bacaan Pelangi sebagai simbolis peresmian perpustakaan di SD Inpres Butata dan juga di sekolah-sekolah dasar lainnya. Bapak Bupati Nagekeo juga menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui kemampuan membaca anak di masing-masing sekolah dasar. Perwakilan 2 siswa dari masing-masing kelas diminta melakukan simulasi membaca buku di perpustakaan, termasuk Gabriel.
Menurut rapor pendidikan Kabupaten Nagekeo, kompetensi membaca teks sastra pada siswa SD mengalami peningkatan sebesar 7,8 persen dimana pada 2021 hanya 46 persen, sedangkan pada 2023 mencapai 54 persen. Meski demikian, rekapan secara keseluruhan pada rapor pendidikan Kabupaten Nagekeo terkait kemampuan literasi sekolah dasar masih masuk dalam kategori capaian rendah.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) pada 2016, sebanyak 63-73 persen siswa-siswi di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi memiliki kemampuan membaca yang kurang. Survey tersebut juga mengungkapkan data bahwa sebanyak 47 persen dari siswa kelas 4 Sekolah Dasar di Indonesia masih belum bisa membaca.
Nila Tanzil, Pendiri Taman Bacaan Pelangi menyebut, kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anak di Indonesia. Anak yang belum lancar membaca akan terus mengalami ketertinggalan di sekolah dibandingkan teman-temannya yang sudah lancar membaca. Agar anak termotivasi untuk bisa lancar membaca, diperlukan buku bacaan yang sesuai. Untuk itulah Taman Bacaan Pelangi menyediakan berbagai buku cerita anak yang menarik dan sudah dijenjangkan sesuai kemampuan membaca mereka.
“Kami percaya buku-buku yang kami sediakan di perpustakaan sekolah ini akan disukai oleh anak-anak dan bisa meningkatkan kemampuan membaca anak dan menumbuhkan minat baca anak-anak di setiap sekolah”, kata Nila.
Taman Bacaan Pelangi melalui perpustakaan ramah anak terus berkomitmen mendukung Kabupaten Nagekeo dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa sekolah dasar dengan menyediakan buku-buku berkualitas untuk siswa di perpustakaan ramah anak.
Di sepanjang tahun 2023, Taman Bacaan pelangi telah meresmikan 40 perpustakaan ramah anak di 40 sekolah yang berbeda di Kabupaten Nagekeo. Setiap perpustakaan dilengkapi dengan buku-buku cerita anak berkualitas dengan gambar yang menarik sehingga mampu mendorong kebiasaan membaca siswa.
Penataan ruang perpustakaan ramah dengan anak sehingga siswa dengan nyaman dan memudahkah siswa menemukan buku yang ingin dibaca sesuai dengan kemampuan membaca mereka. Para guru maupun kepala sekolah dan pustakawan juga telah diberikan pelatihan tentang sistem pengelolaan perpustakaan ramah anak dan program literasi yang dapat dilakukan di perpustakaan.
Nila menjelaskan, Taman Bacaan Pelangi berterima kasih atas dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo atas program perpustakaan kami.
“Kami berharap perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar ini dapat digunakan semaksimal mungkin baik oleh siswa, guru, maupun orang tua,” ungkap Nila.
Lebih lanjut kata Nila, orang tua diperbolehkan meminjam buku cerita dengan harapan mereka dapat membacakan buku kepada anaknya sebelum tidur setiap malam.
“Kebiasaan membaca dapat tumbuh melalui rutinitas membaca yang dilakukan di sekolah dan di rumah”, pungkas Nila Tanzil.
Taman Bacaan Pelangi fokus pada menumbuhkan minat baca siswa dengan rentang umur 7-12 atau usia sekolah dasar. Pendirian perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Nagekeo, NTT, berdampak baik pada proyeksi daerah tahun ke depan, dan tentunya mampu mendukung minat baca anak-anak di Nagekeo seperti Gabriel.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post