Jakarta, Prohealth.id – Kantor Staf Presiden (KSP) menampung aspirasi dan berdiskusi aktif dengan anak-anak muda yang memiliki perhatian khusus terhadap permasalahan kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah masalah perokok anak.
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menegaskan hal tersebut dengan menerima langsung sekelompok anak-anak muda perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan yang terhimpun dalam Koalisi Masyarakat Peduli Kesehatan (KOMPAK) menyerahkan mural buatan tangan lebih dari 1000 anak muda yang mengilustrasikan bahaya rokok.
Dalam kesempatan itu, Rama Tantra, anggota KOMPAK perwakilan dari Indonesian Youth Council for Tobacco Control (IYCTC) mengatakan kepada Kepala KSP, Moeldoko, bahwa anak-anak muda membuat mural hingga datang menyerahkan langsung kepada presiden, berangkat dari keresahan kami terhadap perilaku merokok anak usia 10-18 tahun yang merupakan korban dari industri rokok. Apalagi kata Rama aksi mural ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, sekitar 80 anak muda lainnya melakukan aksi kreatif parade mural Hari Kesehatan Nasional di Kawasan Taman Patung Kuda, Jakarta pada Rabu (17/11/2021).
“Kami menyayangkan ketiadaan regulasi yang mengatur pembuatan, peredaran dan iklan rokok. Bahkan, saat ini rokok elektrik sudah banyak digunakan anak-anak,” katanya di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (22/11/2021) lalu.
Rama pun meminta Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan revisi PP No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Joanes Joko, Tenaga Ahli Utama KSP menyatakan, aspirasi berupa mural telah diterima langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan. Joko menilai aspirasi ini penting karena aak-anak muda ini mengkampanyekan gerakan #Delapankomatujuh untuk mendukung tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 (RPJMN) yang menargetkan penurunan prevalensi merokok pada usia anak dan remaja dari 9,4 menjadi 8,7 pada tahun 2024. Oleh karena itu, KSP sangat terbuka untuk mendengarkan aspirasi dan berdiskusi dengan masyarakat, termasuk juga anak muda.
“Bonus demografi 2030 ini sudah dekat dan momen ini hanya terjadi sekali dalam sejarah negara modern, oleh karena itu anak muda adalah aset yang perlu didengarkan dan disiapkan dengan baik,” kata
Tenaga Ahli KSP Erlinda menambahkan, KSP melaksanakan fungsi memberikan dukungan percepatan pelaksanaan, monitor dan evaluasi program prioritas nasional dan isu strategis. Jika program-program prioritas nasional tersebut dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, maka KSP akan bergerak untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Isu kesehatan anak adalah salah satu kebijakan yang menjadi perhatian pemerintah. Oleh karenanya, permasalahan rokok yang mengganggu kesehatan anak ini juga menjadi tugas bagi KSP untuk dikawal dan ditemukan solusinya,” katanya.
Erlinda juga menjamin bahwa KSP akan selalu menjunjung tinggi jaminan perlindungan untuk anak-anak dan remaja.
Penulis: Irsyan Hasyim
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post