Perkembagan dunia digital telah menjadi pisau bermata dua bagi generasi muda di Indonesia. Mereka yang masuk dalam kategori generasi milenial maupun generasi Z rentan terhadap pengaruh negatif media sosial. Walaupun tidak bisa dipungkiri dampak positif dunia digital telah banyak membantu aktivitas generasi muda.
Salah satu influencer perempudan Indonesia, Mutiara Sari Marlingga pun mengingatkan pentingnya penggunaan sosial media yang cermat dan tepat agar terhindar dari yang namanya informasi hoaks.
Mutiara yang kini berstatus mahasiswi jurusan hukum di Universitas Terbuka, bercerita dampak positif bermain media sosial yakni potensi mendapatkan penghasilan. Kini, Mutiara bisa meraup cuma melalui Instagram dengan menjadi kreator digital.
“Namun perlu hati-hati juga ketika berada di ruang digital biar tidak gampang terpapar berita bohong, dan tetap bisa mendapatkan penghasilan,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 25 Maret 1994 ini kepada Prohealth.id, pada 1 Oktober 2023 lalu.
Sebelum memilih menjadi influencer dan kreator digital, Mutiara mengatakan memilih untuk bekerja setelah menamatkan pendidikan di SMA Negeri 7 Jakarta Pusat. Ia ketika itu memilih tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Namun, menurut Mutiara, pilihan itu dirasakan kurang tepat karena perempuan juga perlu membekali diri dengan pendidikan dan pengetahuan yang mumpuni.
“Perempuan pun harus punya gelar yang tinggi meskipun nanti sudah berumah tangga karna akan menjadi madrasah pertama buat anak-anak. Makanya aku sekarang lanjut berkuliah dan ambil jurusan hukum, selain bekerja di perusahaan IT, aku juga aktif di sosial media sebagai influencer dan content creator,” kata Mutiara.
Selain sebagai influencer, ia sempat membangun beberapa bisnis dengan nama brand sendiri, tetapi karna efek pandemi Covid-19 lalu akhirnya lambat laun atau perlahan-lahan gulung tikar. Mutiara pun sempat putus asa dan tidak mau melanjutkan semua bisnisnya, padahal kalau Ia meneruskannya pastinya masih ada kesempatan.
Belajar dari pengalaman tersebut, ia pun mulai bangkit dan merintis karier baru sebagai kreator digital. Mutiara mengungkap sebagai influencer menjadi sebuah daya tari baginya karena berawal dari sebuah iseng kemudian menguntungkan.
“Awalnya sih karna iseng-iseng aja bikin konten lalu diajak sama temen sesama influencer, eh ternyata malah enjoy dan menguntungkan pula hehe”, kata perempuan yang mengidolakan aktris Maudy Ayunda ini.
Dalam pembagian waktu antara bekerja dan kuliah membuatnya tidak bingung untuk mengatur waktunya karena kelas pada Universitasnya penuh secara daring atau online. Sehingga meski tetap menempuh pendidikan, aktivitas Mutiara yang juga berkerja di perusahaan IT dan juga sebagai influencer tidak terganggu. Pilihan menjadi influencer, kata dia, makin mantap karena mendapat dukungan dari pihak keluarga.
“Syukurnya semua support banget, kebetulan adik sepupuku juga influencer yang udah cukup besar jadi bisa sharing-sharing tentang ilmu dan juga tips and trick supaya sukses jadi influencer tanpa ada pihak yang dirugikan”, kata Mutiara yang juga mengidolakan Agnez Mo sebagai artis favoritnya.
Terkait konten digital, Mutiara tidak hanya fokus pada platform Instagram. Ia juga menggunakan beberapa media sosial untuk membagikan aktivitasnya sehingga potensi meraup cuan makin terbuka.
“Aku aktif juga di TikTok dan Wesing (Aplikasi Menyanyi). hobi yang menghasilkan cuan tuh asik banget lho”, katanya.
Dalam sebuah persaingan atau di media sosial, Mutiara punya tips khusus biar tetap bisa punya karakter khas. Hal itu, kata dia, biar tetap punya nilai tersendiri agar tidak sama dengan konten digital lainnya. Namun, ia mengakui tetap perlu mencari referensi dari para influencer lain supaya hasil konten yang dibuat lebih baik dan menarik.
Terkait jurusan kuliah dan aktifitasnya sebagai influencer, Mutiara belajar agar konten karyanya tidak melanggar hukum. Menurut dia, ada beberapa influencer yang secara sembarang membuat konten sehingga berpotensi terjerat Undang – Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. (UU ITE).
“Di media sosial tidak bisa sembarangan menjelek-jelekan individu maupun lembaga tertentu karena di Pasal 45 ayat (3) UU ITE: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) UU ITE dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah),” katanya.
“Maka dari itu, aku sangat berhati-hati sekali dalam menggunakan sosial media,” ucap Mutiara menambahkan.
Motivasi Mutiara sebagai influencer pastinya harus mandiri sebagai perempuan. Ia juga bisa bangkit dan tidak larut dalam depresi akibat usahanya gagal karena memilih jalan sebagai kreator digital.
“Bagi kalian para milenial yang ingin mulai berkarier sebagai influencer pertama kalian harus punya niat dan tekad yang kuat, kalian harus mengembangkan kreativitas kalian. Jangan malu bertanya dan jangan malas membaca. Terus perbanyak link pertemanan karna itu point penting sih menurutku” kata perempuan berusia 29 tahun ini.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post