Jakarta, Prohealth.id – Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD, K.PTI, FINASIM, menyatakan kelompok anak maupun dewasa yang sudah terjangkit demam berdarah dengue (DBD) untuk kedua kalinya bisa mengalami kondisi yang jauh lebih parah.
Ia mengingatkan hal ini terjadi karena berdasarkan sebuah penelitian, infeksi sekunder akan menimbulkan kompleksitas antibodi. Jadi, antibody yang terbentuk pada DBD yang pertama kali, akan membentuk kompleks yang menyebabkan replikasi virus lebih tinggi.
“Jangan lupa virus ini menimbulkan kebocoran pada pembuluh darah,” kata dr. Soroy melalui Zoom, Rabu (29/2/2024).
Jika terjadi kebocoran pembuluh darah, pasien bisa mengenali cirinya yakni penurunan jumlah trombosit atau trombositpenia. Kondisi ini yang menyebabkan komplikasi syok pada darah sehingga mengakibatkan pendarahan.
Untuk mengantisipasi hal ini, dr. Soroy menegaskan pentingnya pasien dan keluarga pasien memerhatikan gejala harian pasien DBD. Pemantauan harian terhadap trombosit adalah strategi menangani DBD. Jika trombosit sudah di bawah 100.000 mikro liter, maka pasien harus melalui perawatan medis di rumah sakit. Pemahaman tentang fase hari kesatu, sampai enam. Ini sangat menentukan mortalitas dan morbiditas.
Selain trombosit, untuk menangani DBD pada orang dewasa perlu memperhatikan juga riwayat penyakit. Misalnya; orang dengan komorbid, geriatric, usia lanjut, dan diabetes.
“Pasien obesitas risiko berat terkena DBD, karena ada mekanisme dalam lemak yang menyebabkan virusnya lebih tinggi. Ini tidak tampak seperti penyakit berat,” ucap dr. Soroy.
Editor: Irsyan Hasyim
Discussion about this post