Jakarta, Prohealth.id – Aliansi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara (SEATCA) dan Corporate Accountability menekankan tata kelola yang baik dalam WHA. SEATCA menuntut komitmen yang teguh terhadap prinsip-prinsip kesehatan masyarakat. Utamanya dalam forum Majelis Kesehatan Dunia ke-78 akan mulai pada 19 hingga 27 Juni 2025 mendatang.
Selain itu, penting untuk menjaga kemandirian penuh dari industri yang mendapatkan keuntungan dari produk tidak sehat. Misalnya; industri tembakau, alkohol, makanan dan minuman tidak sehat, bahan bakar fosil, dan sejenisnya.
Bulan lalu, sebanyak 65 organisasi non-pemerintah di bidang pengendalian tembakau dan kesehatan masyarakat dari tingkat nasional, regional, hingga global di seluruh kawasan WHO mengajukan petisi kepada Negara-Negara Anggota WHO. Isi petisinya untuk mencabut pencalonan Filipina sebagai Presiden WHA.
Para pegiat kesehatan mempertanyakan kelayakan Filipina dalam menjunjung integritas dan prinsip-prinsip WHO serta WHA. Hal ini karena Filipina menerima dan mendukung berbagai bentuk donasi dari Philip Morris International (PMI) dan afiliasi lokalnya.
Pada Maret 2025, dalam sebuah upacara resmi di Istana Malacañang, Menteri Kesehatan Dr. Teodoro Herbosa, Ibu Negara Liza Marcos, dan Menteri Kesejahteraan Sosial Rex Gatchalian memberikan apresiasi kepada para eksekutif PMI yang menyerahkan empat unit klinik keliling kepada pemerintah. Ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri. Beberapa bulan sebelumnya, pejabat yang sama juga menerima donasi serupa dari perusahaan rokok yang sama.
Tindakan ini melanggar kewajiban negara sesuai Pasal 5.3 Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau (FCTC). Ini juga melanggar Surat Edaran Bersama Komisi Pegawai Negeri Sipil – Departemen Kesehatan No. 2010-01. Inti surat tersebut ialan melindungi kebijakan kesehatan masyarakat dari campur tangan dan pengaruh industri rokok.
Pedoman implementasi Pasal 5.3 Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau (FCTC) menegaskan adanya konflik kepentingan mendasar antara kepentingan industri rokok dan kesehatan masyarakat. Selain itu, dalam Resolusi WHA 54.18, WHO menyerukan kepada Negara-Negara Anggota untuk “waspada terhadap segala upaya industri rokok dalam melemahkan atau menggagalkan upaya pengendalian tembakau, serta tetap siaga dalam menghadapi pengaruh industri tersebut.”
WHO secara konsisten telah memperingatkan tentang sifat menyesatkan dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) industri rokok. Lembaga kesehatan dunia ini menyatakan donasi semacam itu merupakan taktik untuk mencitrakan diri secara positif dan membuka akses terhadap pengambil kebijakan.
Negara-negara anggota didesak “untuk waspada terhadap segala upaya industri rokok dalam melemahkan atau menggagalkan upaya pengendalian tembakau, serta tetap siaga dalam mengatasi pengaruh industri tersebut.” WHO pun secara konsisten telah memperingatkan tentang sifat menyesatkan dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dilakukan oleh industri rokok. Mereka menekankan bahwa donasi semacam itu merupakan taktik untuk mencuci citra atas dampak buruk industri tersebut dan membuka akses terhadap para pengambil kebijakan.
Dr. Ulysses Dorotheo, Direktur Eksekutif SEATCA mengatakan, Pemerintah Filipina mengetahui penggunaan tembakau merenggut lebih dari 110.000 nyawa warga Filipina dan 8 juta jiwa di seluruh dunia setiap tahunnya. Para pejabat publik seharusnya melindungi masyarakat dari kematian dan penyakit wajib menghindari interaksi yang tidak perlu dengan industri rokok. Bekerja sama dengan industri tembakau, atau industri lain yang merugikan kesehatan, membahayakan jutaan nyawa.
“Mengingat kedekatan hubungan antara pemerintah Filipina dan industri rokok, kepemimpinan Filipina dalam WHA menciptakan preseden berbahaya. Di mana determinan komersial kesehatan dapat mempengaruhi pemerintah dan memanipulasi pengambilan keputusan kesehatan global,” tambahnya.
Daniel Dorado, Direktur Kampanye Tembakau dari Corporate Accountability menyatakan, WHA berada di garda terdepan tata kelola kesehatan global. Otomatis, WHA memiliki mandat untuk menjaga kebijakan yang melindungi jutaan jiwa di seluruh dunia. Selain itu, menjunjung tinggi transparansi, independensi, dan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat. Tujuannya agar setiap keputusan bebas dari pengaruh industri. Terutama dari industri rokok, yang kepentingannya jelas bertentangan dengan Pasal 5.3 FCTC WHO dan Resolusi WHA 54.18.
“Negara-negara anggota harus tetap waspada terhadap segala bentuk intervensi komersial. Kepemimpinan WHA harus mencerminkan standar integritas tertinggi. Karena, tata kelola yang kuat hari ini adalah kunci untuk dunia yang lebih sehat, aman, dan adil di masa depan,” ujar
Para pegiat pengendalian tembakau di tingkat global ingin memastikan kepemimpinan WHA mencerminkan integritas tertinggi dan sejalan dengan misi WHO. Ini untuk mempromosikan kesehatan, menjaga keselamatan dunia, dan melayani kelompok rentan. Mereka ingin menegaskan bahwa WHA berperan sentral dalam merumuskan agenda dan kebijakan kesehatan global.
“Tujuannya, menciptakan dunia di mana setiap orang dapat mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya,” demikian pernyataan para pegiat dalam petisi bersama mereka.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post