JAKARTA
Rezki Alvionitasari, 27 tahun, tak habis pikir. Bagaimana mungkin pemerintah membiarkan anak-anak mengonsumsi rokok yang berdampak buruk bagi kesehatan, seperti mengakibatkan batuk, penyakit paru, tuberculosis, bahkan kanker.
Jurnalis salah satu media nasional ini kerap mendapati anak-anak remaja berkumpul di berbagai tempat sambil mengepulkan asap rokok. Dia menengarai harga rokok yang amat murah menjadikan mereka dapat dengan mudah menjangkau produk itu. Bahkan beberapa warung menjual tak sampai Rp1.000 per batang.
Selengkapnya, baca: Agar rokok tak rusak masa depan anak
Sumber: Anadolu Agency
Penulis: Hayati Nupus
Discussion about this post