Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Perundungan Media Sosial Mengintai Kesehatan Mental Anak Indonesia

by Gloria Fransisca Katharina
Monday, 18 October 2021
A A
Perundungan Media Sosial Mengintai Kesehatan Mental Anak Indonesia

Diskusi cyberbullying anak Indonesia oleh Uni Eropa. Sumber Foto: Uni Eropa/2021.

Jakarta, Prohealth.id – Angka anak  yang menjadi korban perundungan di media sosial alias children cyberbullying semakin meningkat dan mengkhawatirkan.

Berdasarkan beberapa hasil survei yang dilakukan baik oleh EU Kids Online Survey 2020, maupun SEJIWA, KPIA, UNICEF, APJII maupun laporan yang diterima Polda Metro Jaya, menunjukkan ada kenaikan dari kasus perundungan yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia remaja.

BacaJuga

Waspada Ekstra Strategi Industri Jerumuskan Anak Konsumsi Rokok

Ancaman Diabetes Melitus pada Anak Kian Meningkat

Cyberbullying adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain

Menurut Diena Haryana, Founder Yayasan Sejiwa, media online memberikan dampak terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai, cyberbullying, eksploitasi seksual serta penipuan online.

“Dampaknya bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah disaksikan ribuan orang netizen,” ujar Diena.

Akibatnya sangat membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam, tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya mengganggu pertumbuhan jiwanya.

Diena menegaskan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyberbullying.

Pertama, sebagai teman kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada guru atau orangtuanya.

“Kita juga dapat meng-counter informasi negatif dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita,” jelas Diena kepada para anak dan remaja.

Kedua, sebagai orang tua Diena mengingatkan agar mengarahkan anak untuk memblok pelaku dan melaporkannya melakukan media sosial. Orang tua juga dapat mengalihkan anak dari media sosial melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun hal-hal kreatif lainnya.

“Bila sudah semakin parah dampaknya, segera konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik,” kata Diena.

Ketiga, Diena mengingatkan agar masyarakat mendorong kebisaan bijak dalam menggunakan media sosial. Misalnya, harus pikir baik-baik sebelum mengunggah sesuatu karena jejak digital tidak akan mudah dihilangkan.

“Tumbuhkan empati dalam diri dan hindari mem-posting hal-hal negatif tentang orang lain karena hal itu tidak akan memberikan manfaat untuk hidup kalian,” tutur Diena.

 

 

Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Tags: anak indonesiacyberbullyingkekerasan terhadap anakkesehatan mentalmedia sosialmental healthperundungan media sosialremaja indonesia

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.