Jakarta, Prohealth.id – Tim satgas penanggulangan banjir di Demak, Jawa Tengah, mulai melakukan pembersihan. Melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Rabu (21/2/2024), lokasi giat pembersihan ini tersebar di beberapa titik yaitu; TK Marsudirini, Puskesmas Karanganyar I, Polsek, Koramil, sungai sebelah SPBU Wonoketingal dan sepanjang jalan pabrik JSP Kecamatan Karanganyar.
Danramil 08/Karanganyar, Kapten CBA Haryono yang memimpin giat pembersihan itu mengatakan bahwa apa yang dilakukan tim gabungan ini merupakan kesepakatan bersama yang diputuskan dalam rapat evaluasi harian. Adapun obyek pembersihan ini menyasar fasilitas umum seperti sekolah, fasilitas kesehatan, polsek, koramil dan sarana umum lainnya.
“Giat pembersihan ini akan difokuskan untuk pembersihan fasilitas umum, seperti sekolah, Puskesmas, Polsek, Koramil, dan aliran sungai”, jelas Haryono.
Dalam pembersihan tersebut, tim gabungan harus bekerja lebih ekstra dengan bantuan alat seadanya seperti sapu lidi, alat pel lantai, pemotong rumput, batang dan ranting. Adapun kendalanya adalah tidak tersedianya air bersih untuk menyemprot lumpur termasuk aliran listrik yang masih dipadamkan PLN demi alasan keamanan. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat tim di lapangan.
“Pada giat pembersihan kali ini mengalami kendala, kekurangan air untuk bersih-bersih material lumpur dan sampai saat ini listrik belum menyala”, jelas Haryono.
BNPB selaku pemegang komando pada kondisi tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Demak, mengapresiasi segala upaya yang dilakukan tim gabungan untuk mempercepat pemulihan.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Agus Riyanto mengatakan bahwa seluruh unsur forkopimda bersama relawan akan terus mengupayakan penanganan banjir hingga tahap pemulihan termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya.
“Seluruh tim terus bekerja. Fasilitas umum dan permukiman warga tetap menjadi prioritas. Bagaimana kita bisa memastikan untuk seluruh aspek kembali layak untuk dihuni. Normalisasi layanan air bersih dan listrik juga akan kita dorong secara bertahap. Implikasi dari hal ini jg ke pendidikan yang kemudian akan berangsur pulih untuk kegiatan belajar mengajar,” jelas Agus.
Sebelumnya, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang berisikan BNPB bersama BMKG, BRIN, BPBD Provinsi Jawa Tengah, TNI, pihak Lanud dan Otoritas Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, terus dilakukan demi mengurangi dampak banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak dan sekitarnya.
Pada operasi TMC hingga Sabtu, 17 Februari 2024 lalu kembali menyemai bahan Natrium Clorida (NaCl) sebanyak tiga ton melalui tiga kali sortie yang dilakukan selama kurang lebih tujuh jam penerbangan.
Adapun pada sortie pertama, penyemaian NaCl dilakukan di atas langit wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di area Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri kemudian melalui wilayah Provinsi DI Yogyakarta serta Kabupaten Klaten di Jawa Tengah dengan ketinggian jelajah 12 ribu kaki. Sortie kedua dilakukan penyemaian di wilayah Laut Jawa dan bagian utara Kota Semarang dengan ketinggian 10 ribu kaki. Selanjutnya untuk sortie ketiga, tim telah menyemai NaCl di wilayah Solo Raya, DI Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Wonosobo pada ketinggian jelajah 12 ribu kaki.
Pada hari sebelumnya atau Jumat (16/2/2024), operasi TMC dilakukan selama tiga kali sortie selama kurang lebih tujuh jam penerbangan dengan total bahan NaCl yang disemai sebanyak tiga ton. Adapun cakupan wilayah penyemaian dilakukan di area Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Wonosobo, Boyolali, Blora, Sragen, DI Yogyakarta dan Selatan Laut Jawa Tengah.
Hasil pantauan satelit pemetaan presipitasi curah hujan GSMaP atau Global Satellite Mapping of Precipitation pada hari Jumat (16/2/2024) lalu menunjukkan terjadi curah hujan ringan hingga sedang di wilayah Jawa Tengah, dimana curah hujan tersebut terdistribusi pada bagian Tengah, hingga Barat dan Selatan dari Provinsi Jawa Tengah, dengan intensitas hujan mencapai 20 mm. Sementara di sebagian area Demak, Kudus, Pati, dan Jepara terpantau hanya hujan ringan dan tidak terdeteksi hujan.
Distribusi curah hujan spasial pada 16 Februari 2024 lalu, di wilayah Jawa Tengah, umumnya dalam kategori ringan hingga sedang. Terpantau hujan dengan kategori lebat di area Kabupaten Sukoharjo, Klaten dan Barat Jawa Tengah, sementara untuk area DAS dan rawan banjir terpantau beberapa wilayah tidak terjadi adanya hujan dan beberapa wilayah terjadi hujan dengan intensitas ringan.
Adapun hasil evaluasi kegiatan untuk hari ketiga TMC ini adalah keberadaan daerah-daerah yang tergolong dalam proses perbaikan (super priority), dengan memberi tanda daerah yang sedang perbaikan. Berdasarkan informasi oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah, bahwa di wilayah perbatasan Kudus dan Demak terdapat pompa air yang masih terdapat genangan termasuk tanggul yang sedang diperbaiki. Adapun prioritas area yang diamankan yaitu sungai dari Grobogan menuju waduk Klambu.
Kondisi waduk Klambu sendiri pada Jumat, 16 Februari 2024 terpantau tinggi muka air sudah turun 15,70 mdpl. Berdasarkan prediksi cuaca esok hari atau Minggu (18/2/2024) oleh BMKG umumnya potensi hujan terjadi pada siang hingga malam hari dengan intensitas ringan.
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah untuk mengurangi dampak banjir Demak juga dengan mengerahkan pompa air bergerak atau Mobile Pump di beberapa titik. Adapun pompa tersebut dioperasikan oleh BPBD Kota Semarang, Kota Solo, Kabupaten Kudus, Jepara dan Pemalang termasuk pompa milik BBWS.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto pada Sabtu (17/2/2024), telah meninjau kesiapan pompa air bergerak termasuk tim yang bertugas di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
Menurut Agus, pengerahan pompa air bergerak dan operasi TMC merupakan satu rangkaian yang dilakukan untuk memaksimalkan penutupan tanggul jebol termasuk bertujuan agar genangan banjir dapat segera berangsur surut.
Operasi TMC dilakukan untuk penanganan di wilayah hulu sedangkan pengurasan genangan dan penutupan tanggul jebol merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk menangani permasalahan di hilir. Artinya, jika debit air terus datang dari wilayah hulu akibat hujan yang masif, maka tentu saja untuk penanganan di bagian hilir ini akan menjadi tantangan.
“Jadi (Operasi TMC dan pengerahan pompa-red) ini adalah sistem dari upaya kita untuk mengurangi dampak bencana yang ada di Demak,” tambahnya.
Hasil laporan kaji cepat yang dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah atas banjir Kabupaten Demak sampai dengan 16 Februari 2024 tercatat wilayah terdampak berkurang dari 8 menjadi 3 Kecamatan yakni Karanganyar, Mijen dan Gajah. Penurunan wilayah terdampak banjir juga diikuti dengan berkurangnya jumlah pengungsi dari 27.389 menjadi 24.359 jiwa yang tersebar di 139 titik.
Adapun Jalur Pantura Demak-Kudus sudah dapat dilalui kendaraan roda 4, namun masih terdapat genangan di beberapa titik dengan ketinggian 10-30 cm. Terkait progres pembangunan atau penutupan tanggul jebol sudah mencapai 80 persen.
Editor: Irsyan Hasyim
Discussion about this post