Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
Home Artikel

CEK FAKTA: Hoaks, Pernyataan Robert Malones Soal Vaksin Covid-19 Belum Diuji dan Vaksinasi Anak Tidak Bermanfaat

Oleh Jekson Simanjuntak
Minggu, 30 Januari 2022
A A
CEK FAKTA: Hoaks, Pernyataan Robert Malones Soal Vaksin Covid-19 Belum Diuji dan Vaksinasi Anak Tidak Bermanfaat

Hoaks Vaksin Covid-19. Sumber: Kominfo/2022.

Jakarta, Prohealth.id – Potongan video Robert Malone diunggah salah satu akun ke Twitter pada 26 Desember 2021. Diketahui bahwa Robert Malone adalah seorang ahli virus dan imunologi asal Amerika Serikat.

Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu, Robert Malone membacakan sejumlah narasi tentang pemberian vaksin mRNA bagi anak-anak. Pada satu menit awal, Robert mengatakan bahwa vaksin dapat menyebabkan gangguan pada otak, penyakit jantung, dan kerusakan sistem reproduksi.

BacaJuga

Begini Kata Wamenkes tentang Resiliensi Kesehatan

Bahaya Rokok bagi Kesehatan Tubuh

“Ini tentang fakta bahwa teknologi baru (vaksin mRNA) itu belum diuji memadai. Kita membutuhkan setidaknya lima tahun untuk penelitian dan pengujian. sebelum kita benar-benar memahami risikonya yang terkait dengan teknologi ini,” katanya.

Sedangkan pada menit kedua, Robert mengatakan bahwa vaksinasi anak adalah bagian dari eksperimen paling radikal dalam sejarah manusia. Alasan vaksinasi pada anak dianggap hanyalah kebohongan.

“Poin terakhir alasan mereka memberi vaksin anak anda adalah kebohongan. Anak-anak tidak berbahaya bagi orangtua atau kakek nenek mereka. Kebalikannya ada kekebalan setelah kena Covid diciptakan untuk mengamankan keluarga anda jika bukan dunia dari penyakit ini,” katanya.

 

PERIKSA FAKTA

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa teknologi vaksin mRNA COVID-19 telah dinilai secara ketat terkait aspek keamanan. Dalam uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin mRNA menghasilkan respons imun yang memiliki kemanjuran tinggi terhadap penyakit.

Michel Goldman, seorang Profesor Imunologi dan pendiri Institut untuk Inovasi Interdisipliner dalam perawatan kesehatan di Université Libre de Bruxelles, Belgia, menjelaskan proses vaksin Covid-19 mRNA lebih cepat dari biasanya. Hal ini karena para peneliti sebelumnya telah membangun platform mRNA untuk kebutuhan vaksin kanker atau vaksin lain yang sedang diuji coba. Artinya, vaksin mRNA dapat diterapkan segera setelah urutan genom virus dibagikan. Ini sekaligus menjawab tudingan bahwa vaksin mRNA belum diuji memadai.

Para ilmuwan, dari Universitas Oxford dan Edinburgh, membandingkan tingkat kondisi neurologis yang terlihat dalam sebulan setelah suntikan Covid pertama, dengan yang terlihat dalam sebulan setelah tes virus corona positif. Mereka mencari perbandingan kondisi langka yang disebut Guillain-Barre Syndrome (GBS), yang menyebabkan peradangan pada saraf dan dapat memicu mati rasa, kelemahan dan nyeri, biasanya di kaki, tangan dan anggota badan dan dapat menyebar ke dada dan wajah.

Prof Julia Hippisley-Cox, dari Universitas Oxford, mengatakan, pesan yang sangat besar dari penelitian tersebut adalah munculnya peristiwa neurologis yang mungkin terkait dengan vaksin sangat langka. Tetapi ada banyak bukti keefektifan vaksin terhadap penyakit serius.”

Terkait klaim vaksin menyebabkan gangguan jantung, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan, jarang ada laporan terjadinya gangguan jantung seperti miokarditis dan perikarditis setelah vaksin Covid-19. Kasus miokarditis yang dilaporkan warga Amerika ke kanal laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (Vaccine Adverse Event Reporting System/VAERS) terjadi setelah vaksinasi mRNA COVID-19 (Pfizer-BioNTech atau Moderna), terutama menimpa remaja pria dan dewasa muda, setelah mendapat dosis kedua.

Terakhir soal klaim vaksin Covid-19 mRNA dapat mengganggu sistem reproduksi atau kemandulan, tidak ada bukti atas klaim ini. Dikutip dari situs Science News, sebuah penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam tingkat kehamilan setelah transfer embrio pada wanita yang memiliki antibodi terhadap virus corona dari vaksinasi atau infeksi, dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki antibodi.

John Hopkins Medicine menjelaskan bahwa anak-anak yang mendapatkan vaksin Covid-19 akan mendapatkan banyak manfaat. Pertama, vaksin membantu mencegah anak-anak terkena Covid-19. Meskipun Covid-19 pada anak-anak terkadang lebih ringan daripada orang dewasa, beberapa anak yang terinfeksi virus corona dapat mengalami infeksi paru-paru yang parah, menjadi sangat sakit, dan memerlukan rawat inap.

Vaksin membantu mencegah atau mengurangi penyebaran Covid-19: Seperti orang dewasa, anak-anak juga dapat menularkan virus corona kepada orang lain jika mereka terinfeksi, bahkan ketika mereka tidak memiliki gejala. Vaksin untuk anak juga dapat membantu menghentikan munculnya varian lain. Temuan ini membuktikan bahwa vaksin untuk anak-anak sangat bermanfaat.

 

KESIMPULAN

Klaim bahwa vaksin mRNA untuk Covid-19 belum diuji secara memadai dan tidak ada manfaat vaksin untuk anak adalah keliru. Proses pembuatan vaksin mRNA telah melalui uji keamanan yang ketat seperti halnya vaksin lainnya. Sedangkan vaksin untuk anak memiliki manfaat untuk mengurangi tingkat keparahan dan penyebaran Covid-19.

 

KATEGORI: Hoaks

 

 

Penulis: Jekson Simanjuntak

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Tags: Cek FaktaCovid-19hoaksPandemi Covidvaksin covidVarian Covid-19
ShareTweetSend

Komentar

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Menanti Perpres Kabupaten Kota Sehat Terbit Tahun 2022

Menanti Perpres Kabupaten Kota Sehat Terbit Tahun 2022

Selasa, 5 April 2022
RUU Kesehatan Omnibus Law Ditolak, Ini Alasannya

RUU Kesehatan Omnibus Law Ditolak, Ini Alasannya

Selasa, 8 November 2022
Cek Fakta: Bisakah Tabung Selam Jadi Tabung Oksigen Murni?

Cek Fakta: Bisakah Tabung Selam Jadi Tabung Oksigen Murni?

Jumat, 16 Juli 2021
Pentingnya Penguatan Layanan Kesehatan Primer Indonesia

Pentingnya Penguatan Layanan Kesehatan Primer Indonesia

Jumat, 25 Maret 2022
Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok

Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok

Menganalisa Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta Menggunakan “Google Spreadsheet”

Menganalisa Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta Menggunakan “Google Spreadsheet”

Forum Cendekia Kelas Dunia Hasilkan Upaya Atasi Covid-19

Forum Cendekia Kelas Dunia Hasilkan Upaya Atasi Covid-19

Kiat-kiat Kawasan Tanpa Rokok PT KAI

Kiat-kiat PT Kereta Api Terapkan Kawasan Bebas Rokok

Begini Kata Wamenkes tentang Resiliensi Kesehatan

Begini Kata Wamenkes tentang Resiliensi Kesehatan

Jumat, 3 Februari 2023
Bahaya Rokok bagi Kesehatan Tubuh

Bahaya Rokok bagi Kesehatan Tubuh

Jumat, 3 Februari 2023
Kekambuhan Merokok pada Anak Ancam Target RPJMN Tak Tercapai

Kekambuhan Merokok pada Anak Ancam Target RPJMN Tak Tercapai

Kamis, 2 Februari 2023
Antioksidan, Asupan Penting tetapi Terabaikan

Antioksidan, Asupan Penting tetapi Terabaikan

Kamis, 2 Februari 2023

Recent News

Begini Kata Wamenkes tentang Resiliensi Kesehatan

Begini Kata Wamenkes tentang Resiliensi Kesehatan

Jumat, 3 Februari 2023
Bahaya Rokok bagi Kesehatan Tubuh

Bahaya Rokok bagi Kesehatan Tubuh

Jumat, 3 Februari 2023
Kekambuhan Merokok pada Anak Ancam Target RPJMN Tak Tercapai

Kekambuhan Merokok pada Anak Ancam Target RPJMN Tak Tercapai

Kamis, 2 Februari 2023
Antioksidan, Asupan Penting tetapi Terabaikan

Antioksidan, Asupan Penting tetapi Terabaikan

Kamis, 2 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Panduan Media Siber
Prohealth

© 2022 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2022 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.