BOJONEGORO – Raut wajah Heru Nur cemas pagi itu. Suhu dingin membuatnya batuk. Dua telapak tangannya kerap mendekup dada menahan batuk. Kalau sudah tak tahan, dia membuka jendela kamar untuk meludah. Pagi yang dingin pula membuatnya enggan beranjak dari kasur. Sebab, saat pagi dingin datang, penyakit warga yang tinggal dekat tepi Sungai Bengawan Solo itu kambuh.
Dokter memvonisnya mengidap gangguan paru-paru sejak usia 31 tahun. Sesuai titah dokter pula, dia diminta berhenti merokok. Tapi, karena sulit bebas dari kecanduan rokok, Heru selalu mencuri waktu untuk merokok. Biasa dia menghisap sebatang rokok saat gangguan penyakitnya reda. Sejak didera penyakit paru-paru, dia menenggak berbutir-butir obat setiap hari.
Selengkapnya, baca: Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok
Sumber: Radar Bojonegoro
Penulis: Khorij Zaenal
Discussion about this post