Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Kala Tata Niaga Buruk sampai Ancaman Bencana Dorong Petani Tembakau Klaten Beralih ke Tanaman Lain (Bagian 2)

by Prohealth
Friday, 30 April 2021
A A
Kala Tata Niaga Buruk sampai Ancaman Bencana Dorong Petani Tembakau Klaten Beralih ke Tanaman Lain (Bagian 2)

Sukiman menunjukkan betapa subur tanaman kopi arabika khas Merapi. Foto: mongabay.co.id/Tommy-Apriando

Sukiman Mohtar Pratomo, tampak sibuk menyemai bibit kopi Arabika di belakang rumahnya di Desa Deles, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, medio Juni 2017.

Dia berangan ingin mengembalikan kejayaan kopi Merapi pada 1990-an. Harga kopi murah, sempat membuat petani beralih ke tembakau.

BacaJuga

HARI BURUH SEDUNIA: Nasib Kelam Buruh di Masa Indonesia Gelap

HARI BURUH SEDUNIA: Urgensi Peran Pemerintah Melindungi Buruh

Pada 2003, dia mulai memilih tak lagi tanam tembakau, beralih ke berbagai macan sayur dan kopi Arabika. “Harga tembakau tak jelas. Di desa ini petani tembakau rugi hingga tak kembali lagi,” katanya.

Tak semua warga berpindah tanam sayur dan kopi, masih tanam tembakau sebagai selingan. Bagi petani,  yang mengutungkan akan mereka pilih. Sayur dipilih karena bisa dipanen tiap bulan, jikapun tak laku dimakan sendiri atau dibagikan pada tetangga.

Di 3.000 meter persegi luas lahan Sukiman, tak ada tembakau. Ada  410.000 meter persegi lahan pertanian warga dua rukun warga di desa itu. Hanya sekitar 0,5% petani tembakau di Deles. “Mereka beralih sendiri, saya tak mengajak,” katanya.

Alasan lain memilih kopi dan sayur, kata Sukiman, mereka hidup di daerah rawan bencana Gunung Merapi. Tembakau memaksa petani banyak menebang tanaman keras, karena perlu matahari cukup.

Risiko bencana makin besar. Kopi sebagai tanaman kayu keras. Jika terkena hujan abu letusan Merapi, hilang daun, bisa tumbuh lagi. Kopi bisa ditanam di bawah pepohonan lain dan tanaman hutan.

 

Selengkapnya, baca: Kala Tata Niaga Buruk sampai Ancaman Bencana Dorong Petani Tembakau Klaten Beralih ke Tanaman Lain (Bagian 2)

Sumber: Mongabay.co.id
Penulis: Tommy Apriando

Bagikan:
Tags: Bahaya RokokPetaniPetani KopiPetani TembakauRokokTembakau

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.