Jakarta, Prohealth.id – Salah satu permasalahan yang mengintai para perokok adalah kesulitan untuk berhenti karena telah mengalami kecanduan.
Mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam Pesan Kebangsaan memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 mengatakan bahwa berhenti merokok bukanlah hal yang sulit.
“Be smart. Don’t start. Orang pintar, tidak mau merokok apapun jenisnya. Namun saya bisa mengerti jika ada yang sudah terlanjur merokok,” kata Nafsiah, Senin (31/5/2021).
Dia menerangkan dalam upaya berhenti merokok hal yang paling utama adalah niat. Nafsiah menegaskan, niat itu termasuk dengan keyakinan tidak mau mengulangi kesalahan dengan cara menjauhkan diri dari godaan dan kebiasaan merokok.
“Jauhkan dirimu, jangan sampai terperangkap tipuan industri rokok,” ujar Nafsiah lagi.
Asumsi berhenti merokok menjadi upaya yang sulit menurut Nafsiah juga akibat banyak perokok yang punya cara berpikir sesat. Biasanya para perokok terjebak pada asumsi, berhenti merokok itu sulit. Padahal, kegagalan berhenti merokok biasanya terjadi karena tidak pernah memulai dan tidak konsisten dengan komitmen diri sendiri.
“Anda perlu mengajak kawan-kawan Anda untuk stop bersama, agar bisa saling mendukung dan menguatkan,” ujarnya.
Nafsiah menjamin, seorang pecandu rokok yang berani untuk berhenti merokok dan disiplin dengan komitmen tersebut, dia adalah pribadi yang produktif.
“Jika kau berani mengambil keputusan berhenti sekarang untuk manfaat hidupmu bertahun ke depan, itu untuk inspirasi agar berhenti jadi budak tembakau,” tegasnya.
Nafsiah pun menambahkan, para orang tua dan pendidik diharapkan tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap para perokok. Sebaliknya, Nafsiah mengimbau agar orang tua memberikan teladan dengan tidak merokok. Hal ini bertujuan agar angka perokok anak bisa ditekan, sehingga tidak ada beban jaminan kesehatan yang terlalu besar di masa depan.
“Bappenas sudah memproyeksikan, jumlah perokok anak terus meningkat sampai 2030 bisa mencapai 15,95 persen. Mereka [perokok anak] akan menjadi beban keluarga, masyarakat, bahkan negara karena berbagai penyakit kronis yang disebabkan oleh racun dalam tembakau,” ujar Nafsiah.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post