Jakarta, Prohealth.id – Meskipun Kementerian Keuangan cukup konsisten berupaya mengendalikan tembakau dengan menaikkan cukai rokok, namun kebijakan ini belum berjalan selaras dengan kementerian lain yang terkait, misalnya Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Direktur Kebijakan Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) Olivia Herlinda menjelaskan permasalahan dalam pengendalian tembakau saat ini adalah sulitnya eksekusi terhadap simplifikasi golongan cukai. Sekalipun Kementerian Keuangan serius menaikkan cukai rokok, namun tanpa simplifikasi cukai maka tetap tidak memberi dampak besar terhadap pengendalian rokok.
Olivia menyebut kondisi ini tak lepas dari ketegangan antara dua kubu politik yang mendukung simplifikasi maupun yang tidak mendukung simplifikasi. Ada beberapa alasan yang merongrong simplifikasi cukai. Pertama, simplifikasi akan merugikan industri kecil. Kedua, petani dan pekerja rokok akan terdampak.
“Padahal bagi yang mendukung simplifikasi cukai menyadari ini akan meningkatkan pendapatan negara, mempermudah pengawasan terhadap industri, meningkatkan efektivitas cukai untuk pengendalian konsumsi,” kata Olivia pada Senin, 31 Mei 2021.
Olivia pun memerinci dua kubu ini tercipta karena pecahnya suara fraksi-fraksi di legislatif. Dia menambahkan hal ini tercermin dari sedikitnya jumlah anggota DPR yang bersuara untuk isu tersebut. Imbasnya Kementerian Keuangan sebagai wasit pun dalam kebimbangan. Kondisi ini berimbas juga pada peluang eksekusi dari kementerian lain yang sudah terbagi dengan afiliasi partai tertentu.
“Oleh sebab itu masih sedikit kementerian atau lembaga yang mau bersuara, dimana yang mendukung masih didominasi oleh Kemenkeu. Sementara pertentangan datang dari Kemenperin dan Kemenaker,” paparnya.
Olivia menambahkan industri rokok semakin banyak yang menolak simplifikasi, jumlah dukungan di media dari CSO pro pengendalian tembakau masih kalah dari sisi jumlah. Meski demikian, secara keseluruhan jumlah frekuensi, narasi dukungan untuk simplifikasi cukai lebih tinggi cakupannya dibanding yang menolak.
Dia pun menyebut ada beberapa rekomendasi yang diberikan CISDI untuk mendorong simplifikasi cukai.
Pertama, pentingnya segera membangun narasi dan melakukan diskusi dengan kementeria atau lembaga yang pro pengendalian tembakau untuk ikut menyuarakan dukungan terkait simplifikasi.
Kedua, mengamplifikasi dukungan anggota parlemen yang sudah mendukung simplifikasi dan membangun narasi melawan argumen yang menolak simplifikasi.
Ketiga, memperkuat organisasi dan jaringan pengendalian tembakau untuk mendukung simplifikasi dengan narasi untuk mematahkan argumen yang dibangun front line industri rokok.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post