Jakarta, Prohealth.id – Gejala penyakit tumor otak memang tidak sama antara satu pasien dengan pasien lain. Padahal penyakit ini termasuk dalam penyakit yang mematikan.
Medical Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Hastarita Lawrenti, dalam live Instagram @ptkalbefarmatbk menjelaskan, keparahan tumor otak mematikan memang tidak sama karena menyesuaikan letak tumor berada di bagian otak besar, otakkecil, atau batang otak.
“Otak besar berfungsi penglihatan, berbicara, mendengar, dan kognitif. Kalau otak kecil, ituuntuk keseimbangan saat berjalan. Batang otak yang nantinya akan mengatur pernapasan, suhu, atau tekanan darah,” ujar dr. Hastarita dikutip dari siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (28/6/2022).
Lebih lanjut dia menjelaskan, apabila lokasi tumor berada di area otak besar, maka gejala yang dialami pasiennya ialah gangguan fungsi penglihatan, gangguan pendengaran, atau gangguan kognitif. Namun, jika lokasi tumor berada di bagian obat kecil, pasien mengalami kesulitan berjalan dengan seimbang. Jika lokasi tumor berada di sekitar batang otak, pasien akan kesulitan mengatur pernapasan menjadi salah satu gejala yang dialami pasien.
Ada dua jenis tumor, yakni tumor jinak dan tumor ganas atau yang akrab disebut kanker. Umumnya, jika tumor jinak sudah diangkat, maka pengobatannya sudah selesai dan kecil kemungkinan untuk tumor tersebut muncul kembali. Kondisi ini berbeda dengan kanker yang memiliki kemungkinan datang kembali setelah tumor ganas itu diangkat atau usai pengobatan kombinasi.
“Secara teori, sampai saat ini belum diketahui secara pasti tentang penyebab kanker dan tumor. Tetapi salah satu teori menyatakan, ada perubahan materi genetik atau karena ada infeksi akibat virus atau karena adanya paparan dengan bahan-bahan yang bersifat karsinogenik dan menyebabkan perubahan pada materi genetik (mutasi DNA),” tutur dr. Rita.
Medical General Manager Kalbe, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K menambahkan, salah satu hal yang dialami pasien tumor otak adalah mual, hingga muntah. Hal itu dampak dari tumornya sendiri atau efek kemoterapi. Maka, akan sulit memenuhi asupan nutrisi pasien kanker, khususnya yang mengalami defisit makan.
Pejuang kanker yang kesulitan makan berisiko mengalami malnutrisi dan berat badan menurun drastis. Kualitas hidup pun menjadi buruk, karena dapat muncul penyakit lain, seperti infeksi dan sarkopenia yakni massa otot mengecil dan badan menjadi lemas.
“Pejuang kanker harus mendapatkan energi yang banyak, tetapi karena makannya susahmaka akan menjadi beban tersendiri bagi mereka,” ungkapnya.
Dia juga mengingatkan agar pasien mengupayakan makan sedikit tetapi dengan bobot kalori yang besar dan tinggi protein. “Selain itu juga memenuhi keragaman nutrisi dan bersumber dari jenis makanan yang segar, bukan makanan olahan atau kalengan, tidak tinggi gula, lemak trans, dan lemak jenuh,” tambah dr. Dedy.
Dua menekankan, apabila nutrisi pasien belum tercukupi, pasien dapat mengonsumsi suplemen makanan.
“Kalbe punya Theracim yang merupakan produk yang digunakan untuk terapi glioma (salah satu tumor paling tinggi di otak). Kalau dari segi nutrisi, ada dua yang paling penting untuk kebutuhan energi dan protein. Itu semua sudah ada di Nutrican,” papar
Product Management OneOnco, apt. Yulius Denis Chrismaaji, S.Farm menjelaskan pasien dengan tumor atau kanker bisa memilih makanan dengan formula yang memenuhi kriteria kebutuhan kondisi kanker, seperti Nutrican.
Adapun Nutrican merupakan makanan cair dengan tinggi protein yang diformulasikan secara khusus untuk membantu meningkatkan nafsu makan. Juga untuk membantu menjaga berat badan, perbaikan gizi pada penyakit kronis, dan dapat dikonsumsi semua pasien kanker stadium dini hingga stadium lanjut.
“Kalau dibandingkan produk lain, Nutrican lebih tinggi energi dan protein, menggunakan protein whey sebagai jenis protein dengan manfaat lebih baik dibandingkan protein lain. Juga tinggi BCAA (branched-chain amino acid) yang berperan sebagai peningkat nafsu makan,” tutur Denis.
“Kemudian ada Omega 3 yang membantu dalam mencegah berat badan pasien, kemudian ada sumber serat FOS (fructooligosaccharides) untuk membantu risiko gangguan cerna. Kaya antioksidan, multivitamin, dan mineral yang lengkap untuk membantu proses penyembuhan pasien,” tuturnya. Nutrican juga rendah laktosa, sehingga aman untuk pasien yang intoleransi terhadap laktosa.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post