Kesehatan gigi memang tidak mudah dan tidak murah. Namun, tanpa kesehatan gigi hampir sulit untuk menjamin kesehatan seluruh tubuh. Hal itu diakui oleh Profesor Ihsane Ben Yahya, President of FDI World Dental Federation. Ia menyatakan bahwa jutaan orang di seluruh dunia memiliki akses terbatas ke perawatan gigi profesional. WOHD sebagai sebuah peringatan global salah satunya menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengintervensi kesehatan mulut masyarakat yang tidak memiliki akses ke edukasi dan perawatan gigi.
Berkaca dari kondisi itu, pada Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia akhir Maret 2023 lalu, FDI World Dental Federation (FDI), Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), dan Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) menggelar kampanye “#KonsultasiGigiSekarang: Gigi Kuat untuk Senyum Indonesia”. Kegiatan kampanye ini juga didukung oleh industri kesehatan gigi yakni Pepsodent.
Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes., Anggota Dewan Pakar PB PDGI menjelaskan, bahwa secara garis besar memang ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu: faktor biaya, persebaran dokter gigi yang masih belum merata, serta jumlah dokter gigi di Indonesia yang masih terbatas. Apalagi saat ini jumlah dokter gigi berkisar 40 ribu orang, jika menggunakan rasio 1:3.000, dibutuhkan sekitar 90 ribu dokter gigi untuk melayani 270 juta penduduk Indonesia.
Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) drg. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp.Pros, membenarkan bahwa lulusan dokter gigi rata-rata per tahun adalah 4.000 orang, dan sejak 2022 mereka melakukan program internship ke berbagai wilayah di Indonesia selama enam bulan.
“Selain itu, Pemerintah juga telah membuka kesempatan bagi pembukaan Program Studi/FakultasKedokteran Gigi baru guna meningkatkan jumlah lulusan dokter gigi yang dapat memenuhi rasio kebutuhan dokter gigi di masyarakat,” terangnya.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AAK, mengakui memang banyak mispersepsi bahwa konsultasi ke dokter gigi itu mahal. Padahal, Pemerintah telah memperluas akses bagi peserta JKN untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut gratis terbatas di fasilitas kesehatan.
Menurut drg. Julita, edukasi dan sosialiasi tentang hal ini harus terus dilakukan. Teledentistry dapat menjawab tantangan ini melalui edukasi promotif preventif dengan akses yang lebih luas.
“Jika dari sesi teledentistry ditemukan permasalahan gigi mulut yang harus ditindaklanjuti, maka pasien bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat pertama atau RSGM. Mereka bisa menggunakan jalur JKN agar pembiayaannya bisa gratis,” ujarnya.
Sulitnya melakukan edukasi diharapan bisa teratasi melalui kampanye yang dilakukan antara sejumlah organisasi profesi kesehatan gigi dan mulut dengan Pepsodent. Menurut Ainul Yaqin, selaku Direktur Personal Care Unilever Indonesia menyebut, pihaknya mendorong semua brand, termasuk Pepsodent, untuk memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan termasuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Caranya antara lain melalui inovasi produk, edukasi untuk sikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, hingga pelayanan perawatan gigi gratis.
“Sejak 1995, Pepsodent telah menjangkau 28,7 juta anak di 334 kota lewat Program Sekolah Sehat, dan memberikan layanan perawatan gigi gratis sejak 2010 secara offline maupun online kepada 618.026 orang,” pungkasnya.
Ainul juga ercaya bahwa setiap orang berhak memiliki akses ke konsultasi dan perawatan kesehatan gigi yang berkualitas di manapun mereka berada, kampanye “#KonsultasiGigiSekarang: Gigi Kuat untuk Senyum Indonesia” mengajak masyarakat memanfaatkan teledentistry gratis “Tanya Dokter Gigi by Pepsodent” melalui WhatsApp: 0878-8876-8880 atau QR code di kemasan Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang. Sejak 2020, layanan ini telah melibatkan 168 PDGI cabang dan 28 Fakultas Kedokteran Gigi hingga menjangkau 89.000 masyarakat.
Ia menambahkan, Pepsodent menggelar prosesi virtual untuk menyatukan komitmen lebih dari 5.000 dokter gigi dari 88 PDGI cabang, FKG-RSGM yang totalnya ada 32 di Indonesia, dan 439 ‘Relawan dokter gigi Pepsodentist’, untuk mengedukasi kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dan berkonsultasi ke dokter gigi, memberikan layanan teledentistry serta memberikan perawatan gigi gratis pada 5.000 masyarakat.
“Kami mengajak masyarakat menerapkan cara mudah ‘2-2-2’ untuk memiliki gigi dan mulut yang sehat, yaitu menyikat gigi 2 kali sehari selama 2 menit, dan berkonsultasi ke dokter gigi 2 kali dalam setahun. Dengan edukasi yang terus kami galakkan, semoga masyarakat Indonesia dapat memiliki gigi yang kuat, tubuh yang sehat guna mewujudkan ‘Senyum Indonesia, Senyum Pepsodent’,” tutur Ainul Yaqin.
Discussion about this post