Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
Home Kesehatan

Mengenal Covid-19 Varian Delta dan Cara Penularannya

Oleh Admin
Selasa, 13 Juli 2021
A A
Mengenal Covid-19 Varian Delta dan Cara Penularannya

Webinar dengan tema Mengenal Lebih Dekat Covid-19 Varian Delta.(Sumber: Dok. Humas UI/2021).

Jakarta, Prohealth.id – Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) berkolaborasi dengan Rumah Sakit UI (RSUI) menyelenggarakan webinar dengan tema “Mengenal Lebih Dekat Covid-19 Varian Delta”.

Webinar yang dilaksanakan pada Rabu (7/7/2021) menghadirkan narasumber seorang dokter spesialis paru dari RSUI, yaitu dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P. Dalam pemaparannya, dr. Gatut menyampaikan tentang perbedaan Covid-19 Delta (dari India) dengan varian lain, antara lain pada tingkat penularannya.

BacaJuga

Ketua PB IDI Jadi Ketua Asosiasi Kedokteran Se-Asia Tenggara

Hari Kusta Sedunia: Komisi Nasional Disabilitas Gelar Lokakarya Nasional Zero Leprosy

“Virus Covid-19 varian alpha dari UK (United Kingdom) bisa menular dari satu orang kepada enam orang, dan varian delta dari satu orang menularkannya kepada delapan orang. Angka tersebut tidak saklek, tapi menggambarkan bahwa semudah itu varian Covid-19 yang baru menular,” ujarnya.

Selain itu, dr. Gatut juga menjelaskan, apabila seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 divaksinasi, maka antibodi naik, kecuali untuk varian delta.

“Ketika dia sudah kena varian delta, terus divaksin, maka keefektifannya tidak sebaik seseorang yang belum terkena jenis varian tersebut,” kata Gatut menambahkan.

Dia pun menyarankan pembersihan pada ruangan lebih utama daripada disinfeksi.

“Kalau tangan kita kotor, jangan didisinfeksi saja tapi tidak dibersihkan. Bersihkan dulu menggunakan sabun, karena cara ini paling aman untuk merontokkan struktur virus yang hinggap pada tangan kita,” ujar Gatut.

Dokter spesialis paru dari RSUI, yaitu dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P. (Sumber: Dok: Humas UI)

Virus Covid-19 varian delta memilki gejala hampir sama dengan varian lainnya, yaitu rata-rata penderita mengalami demam sebesar 94 persen, batuk sebesar 79 persen, sesak nafas sebesar 55 persen, berdahak sebesar 23 persen, nyeri badan sebesar 15 persen, lelah sebesar 23 persen, sakit kepala sebesar 8 persen, rinorea sebanyak 7 persen, batuk darah sebesar 5 persen, diare sebanyak 5 persen, anosmia hanya 3 persen, dan mual juga hanya 4 persen. Dia menambahkan, jika seseorang terkena Covid ringan, pada umumnya bakal baik-baik saja atau hanya 0,1 persen saja yang akhirnya mengalami gejala berat.

Gatut jugaa meluruskan kesalahpahaman di masyarakat bahwa penyintas Covid-19 alias mereka yang sudah sembuh dari Covid-19 akan lebih kebal terhadap virus tersebut. Pasalnya, ereka yang pernah kena Covid-19 bukan berarti dia sudah menumbuhkan antibodi, tetapi itu juga tandanya dia terbukti rentan terkena Covid-19, karena virus itu cocok dengan tubuhnya sehingga mudah masuk.

“Maka kita juga cukup sering menemukan kasus orang yang terinfeksi virus Covid-19 untuk yang kedua kalinya,” ujar dr. Gatut Priyonugroho.

Dia mengungkapkan, berdasarkan informasi yang bersumber dari WHO, pasien dapat dikeluarkan dari isolasi setelah sepuluh hari positif SARS CoV2 (ssimptomatik), dan sepuluh hari sesudah on set gejala dan terbebas dari gejala (simptomatik).

Masyarakat yang sudah terbebas dari isoman maupun isolasi di rumah sakit, harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Dalam sambutannya, Dekan FIA UI, Prof. Chandra Wijaya menekankan bahwa dengan semakin banyaknya kasus positif di Indonesia maka mengetatkan protokol kesehatan menjadi sebuah keharusan.

“Virus Covid-19 itu ada. Kalau belakangan kita mendengar dari berita banyak yang menderita Covid-19, sekarang kita mendengar dari WhatsApp Group kita, saudara kita, keluarga kita yang kita sayangi terjangkit Covid-19. Saya berharap dengan webinar ini kita jadi semakin paham tentang Covid-19 dan bagaimana cara mencegah maupun menghadapinya,” ujar Prof. Chandra.

Webinar ini turut hadir secara daring Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono. Webinar dilaksanakan melalui platform Zoom yang dihadiri sekitar 800 peserta dan juga disiarkan di kanal Youtube FIA UI.

 

Penulis: Irsyan Hasyim

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Tags: Covid-19Dampak Covidfakultas kedokteranKesehatankesehatan masyarakatPandemi CovidUniversitas IndonesiaVaksinasi Covid-19Varian Covid-19Virus Covid-19
ShareTweetSend

Komentar

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Menanti Perpres Kabupaten Kota Sehat Terbit Tahun 2022

Menanti Perpres Kabupaten Kota Sehat Terbit Tahun 2022

Selasa, 5 April 2022
RUU Kesehatan Omnibus Law Ditolak, Ini Alasannya

RUU Kesehatan Omnibus Law Ditolak, Ini Alasannya

Selasa, 8 November 2022
Cek Fakta: Bisakah Tabung Selam Jadi Tabung Oksigen Murni?

Cek Fakta: Bisakah Tabung Selam Jadi Tabung Oksigen Murni?

Jumat, 16 Juli 2021
Pentingnya Penguatan Layanan Kesehatan Primer Indonesia

Pentingnya Penguatan Layanan Kesehatan Primer Indonesia

Jumat, 25 Maret 2022
Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok

Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok

Menganalisa Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta Menggunakan “Google Spreadsheet”

Menganalisa Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta Menggunakan “Google Spreadsheet”

Forum Cendekia Kelas Dunia Hasilkan Upaya Atasi Covid-19

Forum Cendekia Kelas Dunia Hasilkan Upaya Atasi Covid-19

Kiat-kiat Kawasan Tanpa Rokok PT KAI

Kiat-kiat PT Kereta Api Terapkan Kawasan Bebas Rokok

Hari Kanker Sedunia: Saatnya Meningkatkan Layanan dan Pendampingan

Hari Kanker Sedunia: Saatnya Meningkatkan Layanan dan Pendampingan

Selasa, 7 Februari 2023
Ketua PB IDI Jadi Ketua Asosiasi Kedokteran Se-Asia Tenggara

Ketua PB IDI Jadi Ketua Asosiasi Kedokteran Se-Asia Tenggara

Selasa, 7 Februari 2023
Meninjau Risiko Turis Berkunjung ke Indonesia Usai Pandemi

Meninjau Risiko Turis Berkunjung ke Indonesia Usai Pandemi

Selasa, 7 Februari 2023
Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Senin, 6 Februari 2023

Recent News

Hari Kanker Sedunia: Saatnya Meningkatkan Layanan dan Pendampingan

Hari Kanker Sedunia: Saatnya Meningkatkan Layanan dan Pendampingan

Selasa, 7 Februari 2023
Ketua PB IDI Jadi Ketua Asosiasi Kedokteran Se-Asia Tenggara

Ketua PB IDI Jadi Ketua Asosiasi Kedokteran Se-Asia Tenggara

Selasa, 7 Februari 2023
Meninjau Risiko Turis Berkunjung ke Indonesia Usai Pandemi

Meninjau Risiko Turis Berkunjung ke Indonesia Usai Pandemi

Selasa, 7 Februari 2023
Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Senin, 6 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Panduan Media Siber
Prohealth

© 2022 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2022 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.