Dunia kesehatan berduka cita pekan ini. Pada 9 Januari 2024 lalu, Lo Siaw Ging, seorang dokter senior asal Solo, Jawa Tengah, tutup usia.
Thomas Becket Lo Siaw Ging bukan dokter biasa. Keluarganya adalah pengusaha tembakau di Jawa Tengah. Sayang, ia tak tertarik melanjutkan bisnis orangtua. Pria kelahiran 16 Agustus 1934 ini malah ingin kuliah kedokteran.
Sang ayah pun berpesan kepada Lo jangan bermental pedagang saat menjadi dokter. Artinya, seorang dokter tidak boleh hanya mengejar materi. Profesi dokter adalah menolong orang sakit, bukan untuk berjualan obat.
Cita-cita Lo Siaw Ging pun terwujud. Ia studi kedokteran di Universitas Airlangga dan lulus pada 1962. Ia lalu menuntaskan studi S2 di Universitas Indonesia pada 1995.
Lo Siaw Ging sempat menjadi pegawai negeri di Gunung Kidul (DIY), Boyolali, Wonogiri, dan Solo. Kala merintis karir sebagai dokter, Lo mulai praktik pada 1963 di Poliklinik Tsi Sheng Yuan milik Oen Boen Ing. Ia pun berjumpa dengan dokter Oen Boen Ing. Keduanya berperan besar dalam pendirian RS Panti Kosala. Saat masa Orde Baru, poliklinik ini berubah menjadi RS Panti Kosala, dan kini menjadi RS Dr. Oen, Solo.
Lo Siaw Ging lalu berpraktik di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah. Ia sempat menjadi direktur di rumah sakit tersebut pada 1981 sampai 2004.
Memulai Karya Karitatif
Berbekal pesan ayahanda dan akibat biaya kesehatan yang tinggi, Lo Siaw Ging memulai karya karitatif. Ia tidak lagi menerima bayaran dari pasien tidak mampu. Ia hanya menulis resep dan meminta pasien mengambil obat di apotek tanpa harus membayar. Tak heran jika setiap bulan Lo harus membayar apotek sekitar Rp8-10 juta.
Kemurahan hatinya membuat Lo ikut mencarikan donatur untuk pasien tidak mampu yang harus operasi. Kedermawanan Lo Siauw Ging membuatnya terkenal di Solo dan sekitarnya, seperti Klaten, Sukoharjo, Boyolali, dan Karanganyar.
Kemurahan hati Lo Siauw Ging tidak menetapkan tarif kepada pasien membuatnya dikenal sebagai dokter tanpa tarif. Berkat dedikasi pada kemanusiaan, Lo mendapatkan penghargaan Mahakarya Kebudayaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2020 lalu.
Lo Siauw Ging meninggal dunia pada usia 89 tahun. Jenazah dr. Lo akan dikremasi pada Kamis (11/1/2024) di Krematorium Delingan, Kelurahan Delingan, Kabupaten Karanganyar.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) berduka cita atas wafatnya Lo Siaw Ging. Lo merupakan dokter senior yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pengabdian sosial tanpa batas.
Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menyatakan sosok dokter Lo telah menunjukkan bahwa profesi dokter tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan. Teladan hidup dokter Lo mengingatkan bahwa tenaga medis harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Adib mengatakan karya dokter Lo Siaw Ging dan para dokter lain menunjukkan bahwa profesi dokter merupakan panggilan jiwa melayani masyarakat. Ia mengajak seluruh dokter di Indonesia untuk melanjutkan pengabdian sosial ala dr. Lo Siaw Ging.
“Mari kita bersama-sama memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi mereka,” jelasnya.
Discussion about this post