Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis

Petaka dari Hanya Satu Hisapan

Satu hisapan terasa membuat candu, nyatanya, membawa petaka seumur hidup.

by Ignatius Dwiana
Thursday, 14 August 2025
A A
Petaka dari Hanya Satu Hisapan

Orang Sakit Gigi. (Sumber Ilustrasi : Pngtree/2025)

Merokok berdampak buruk pada tubuh. Imbasnya terhadap jantung dan paru-paru mungkin sudah sering mendengar. Namun satu hal yang sering diabaikan adalah efeknya terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Bahaya rokok terhadap kesehatan gigi, mulut, dan jaringan sekitarnya mengintai para perokok aktif maupun pasif. Hal ini disoroti dokter gigi Deasy Rosalina.

BacaJuga

ABK dan Disabilitas Raih Prestasi di Gelanggang Pencak Silat

Bukan Solusi, Inovasi Produk Rokok Mengilusi

“Seringkali orang hanya fokus pada dampak rokok terhadap paru-paru atau jantung. Padahal rongga mulut adalah pintu pertama masuknya zat-zat berbahaya dari rokok,” ujar dia dalam presentasinya “Senyum Sehat Bukan Senyum Berasap” di akun Youtube Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Kerusakan akibat rokok tak hanya terbatas pada gigi yang menguning atau bau mulut. Ada efek sistemik yang jauh lebih dalam dan kronis. Mulut perokok menjadi tempat berkembangnya berbagai masalah serius.

Seperti penurunan produksi air liur yang menyebabkan mulut kering hingga meningkatkan risiko gigi berlubang, penurunan kekebalan rongga mulut sehingga menjadikan mulut lebih rentan terhadap infeksi, serta perubahan komposisi air liur yang membuat pH mulut lebih asam, mempercepat erosi email gigi, dan memperburuk kondisi karies.

Edukator yang aktif mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan mulut dan gigi dari dampak rokok dan vape ini juga mengutip penelitian yang menunjukkan anak dari orang tua yang merokok berisiko lebih tinggi mengalami karies gigi meskipun tidak merokok langsung. Artinya, perokok pasif juga ikut terkena risiko.

Kemudian zat berbahaya seperti tar dan nikotin menempel di permukaan gigi, menyebabkan pewarnaan permanen, dan mempercepat kerusakan gigi.

Dampak berikutnya adalah penyakit periodontal. Dimulai dari gingivitis atau radang gusi. Kondisi ini dapat berkembang menjadi periodontitis yaitu kerusakan serius pada jaringan penyangga gigi hingga menyebabkan gigi goyang dan tanggal bahkan tanpa ada lubang sebelumnya.

Tak hanya itu, perokok juga lebih rentan mengalami karang gigi dan resesi gusi. Gejala seperti gigi tampak lebih panjang bukan karena gigi tumbuh. Tetapi akibat gusi yang menyusut dan mengekspos akar gigi sehingga menyebabkan sensitivitas berlebih.

Adapun efek lainnya yang kerap pula terjadi bau mulut khas perokok, penurunan indra perasa, serta tertundanya gejala radang gusi karena aliran darah terganggu sehingga membuat perokok sering tak menyadari adanya infeksi.

 

Dari Pigmentasi Hingga Kanker

Ciri khas yang dialami perokok seperti melanosis. Yakni pigmentasi yang menjadi tanda awal kerusakan jaringan mulut.

Kemudian kemunculan leukoplakia atau bercak putih dalam rongga mulut. “Sekitar 20 persen leukoplakia bisa berkembang menjadi keganasan,” ujar alumni Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Indonesia ini.

Leukoplakia berpotensi menjadi kanker. Jenis kanker akibat rokok antara lain kanker bibir, kanker lidah, kanker langit-langit, dan kanker gusi. Ini diawali dengan luka tak kunjung sembuh, sariawan kronis, nyeri, atau gigi yang tiba-tiba goyang tanpa sebab.

Ini terjadi akibat paparan senyawa kimia berbahaya dalam rokok termasuk zat karsinogenik yang merusak DNA di dalam rongga mulut. Hal ini menciptakan mutasi yang bisa berujung pada kanker.

“Bayangkan sekitar 7000 bahan berbahaya ada di dalam rokok. Jika seseorang mengisap 10 batang sehari itu berarti tubuhnya terpapar sekitar 70 ribu zat berbahaya setiap harinya.”

 

Apa Solusinya?

Penanganan terbaik agar tidak terkena dampak adalah dengan berhenti merokok. Tanpa menghentikan kebiasaan tersebut maka upaya seperti pembersihan karang gigi, penambalan gigi berlubang, bleaching, implan gigi, atau pemeriksaan rutin ke dokter gigi tidak akan berfaedah.

“Ketika rokoknya itu masih jalan maka perawatan gigi itu jadi sia-sia. Biasanya tidak akan bertahan lama. Karena terus-menerus terpapar bahan-bahan karsinogenik dari rokok,” jelasnya.

Di samping itu dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Universitas Indonesia ini menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan dan skrining dini. Dua hal tersebut menjadi kunci pencegahan masalah gigi dan mulut yang lebih serius akibat rokok.

“Tentunya yang utama edukasi berkelanjutan tentang pentingnya berhenti merokok. Lalu penanganan secara profesional. Jika diperlukan screening kanker ya? Pemeriksaan rutin ke dokter gigi untuk deteksi dini jika ada lesi-lesi pra kanker,” pungkas dokter Deasy.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Source: kanker karena rokok
Tags: Aturan RokokBahaya Laten RokokBahaya MerokokBahaya NikotinBahaya RokokBahaya Rokok ElektrikBahaya TembakauKanker
ShareTweetSend

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.