Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
Home Artikel

Yuk, Pahami Dulu Aturan Puasa untuk Penyandang Diabetes Melitus

Oleh Karina Lin
Senin, 4 April 2022
A A
Yuk, Pahami Dulu Aturan Puasa untuk Penyandang Diabetes Melitus

Puasa Ramadan bagi penderita Diabetes Melitus. Sumber Foto: Karina Lin/Prohealth.id

Jakarta, Prohealth.id – Bagi orang biasa atau sehat, menjalankan ibadah puasa merupakan hal yang biasa saja, tanpa kendala khusus. Namun bagi penyandang penyakit tertentu, menjalankan ibadah puasa belum tentu bisa karena terkait kondisi kesehatan mereka. Salah satunya bagi penyandang diabetes melitus (DM) atau yang juga disebut diabetisi.

DM atau sering disebut penyakit gula merupakan salah satu yang tergolong sebagai penyakit kronis. Mengutip penjelasan WHO dalam web Kemenkes RI (p2ptm.kemkes.go.id), DM didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

BacaJuga

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Hari Kanker Sedunia: WHO Luncurkan Peta Jalan Tuntaskan Kanker

Terdapat dua tipe DM yakni DM tipe 1 yang tergolong penyakit autoimun kronis, dan DM tipe 2 yang umumnya dikenal sebagai penyakit kencing manis. Nah, dengan kondisi seperti itu, apakah para penyandang DM boleh atau dapat berpuasa?

 

PENTINGNYA KAJIAN DAN KONSELING PRA RAMADAN

Menurut Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, KEMD, FINASIM, dalam seminar daring (Rabu, 23/3/2022) ‘Persiapan Puasa Ramadhan untuk Pasien Diabetes dan Gangguan Ginjal; yang diselenggarakan oleh RS Pelni, Jakarta Barat, keputusan untuk berpuasa atau tidak pada seorang diabetisi merupakan keputusan individual. Dia memaparkan, menurut data digital, saat ini terdapat 1,9 miliar muslim di dunia di mana lebih dari 116 juta muslim di antaranya menyandang DM tipe 2.

Akan tetapi apabila seorag diabetisi hendak berpuasa maka harus lebih dahulu dikonsulkan dengan dokter yang merawat untuk dilakukan pengkajian dan konseling pra Ramadan.

“Seorang diabetisi harus ikut dokternya (menurut petunjuk dokter yang merawat). Jangan sampai (puasa) jadi bumerang (untuk kesehatannya), dirawat berkepanjangan,” katanya mewanti-wanti.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, “Makanya menjelang Ramadan, biasanya ramai yang kontrol ke saya. Ada sebagian pasien yang datang kontrol sambil menanyakan sesuatu. Bagaimana cara mengatur obat-obatan saat berpuasa, dan lain-lain”, tuturnya.

Mengapa pengkajian dan konseling pra-Ramadan sangat penting? Alasannya karena pada momen ini para diabetisi akan menerima edukasi terkait hal-hal yang perlu dipahami pada saat berpuasa. Oleh karenanya, dr. Tri menguraikan ada 5 agenda penting dalam pengkajian dan konseling pra Ramadan, antara lain pengkajian kontrol metabolik, stratifikasi risiko, penyesuaian terapi saat puasa, self-care, dan edukasi utama diabetes.

“Pengkajian pra Ramadan dan konseling ini sebaiknya dipersiapkan 2-4 bulan sebelum Ramadan”, katanya. Bahkan lebih baik lagi jika telah dipraktekkan sebelum Ramadan. Sehingga pada saat Ramadan nanti, sudah siap. “Seperti pesawat yang siap tinggal landas”, umpamanya.

Dia pun menjelaskan secara singkat. Pada pengkajian kontrol metabolik, diabetisi akan diajarkan mengenai faal alias alur kerja pencernaan tubuh, saat berpuasa di mana yang terjadi pada saat berpuasa adalah mengalami penurunan gula darah.  Sedangkan untuk stratifikasi risiko, dilakukan oleh dokter yang merawat. Apakah DM nya termasuk risiko sangat tinggi, tinggi, sedang atau ringan?

 

EDUKASI PRA RAMADAN, APA SAJA?

Lalu untuk agenda edukasi pra Ramadan yang merupakan bagian dari pengkajian dan konseling pra Ramadan, idealnya dilakukan 6-8 minggu sebelum Ramadan.

Apa saja edukasinya?

Adapun yang utama adalah edukasi bagaimana memantau gula darah, pengaturan makan dan minum. Untuk makanan saat berpuasa, dokter Tri menganjurkan diabetisi memilih karbohidrat kompleks dan tidak manis sehingga bisa tetap kenyang dari sahur hingga sore.

Kemudian modifikasi obat-obatan, olahraga yang tepat atau cocok, kapan harus membatalkan puasa, dan penilaian risiko. Seorang diabetisi harus tahu kapan membatalkan puasa. Apabila terjadi hipoglikemia atau gula darah turun menjadi 70mg/dl, atau mengalami hiperglikemia alias gula darah tinggi lebih dari 300mg/dl, maka jangan ragu untuk membatalkan puasa.

Pada akhir presentasi, sekali lagi dia menekankan kepada para diabetisi, apabila hendak berpuasa maka persiapannya wajib dilakukan jauh waktu sebelum Ramadhan. Selain itu pasien angan ragu untuk membatalkan puasa jika ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.

 

 

Penulis: Karina Lin

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Tags: bulan puasadiabetesdiabetes melitusDMRamadan
ShareTweetSend

Komentar

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Menanti Perpres Kabupaten Kota Sehat Terbit Tahun 2022

Menanti Perpres Kabupaten Kota Sehat Terbit Tahun 2022

Selasa, 5 April 2022
RUU Kesehatan Omnibus Law Ditolak, Ini Alasannya

RUU Kesehatan Omnibus Law Ditolak, Ini Alasannya

Selasa, 8 November 2022
Cek Fakta: Bisakah Tabung Selam Jadi Tabung Oksigen Murni?

Cek Fakta: Bisakah Tabung Selam Jadi Tabung Oksigen Murni?

Jumat, 16 Juli 2021
Pentingnya Penguatan Layanan Kesehatan Primer Indonesia

Pentingnya Penguatan Layanan Kesehatan Primer Indonesia

Jumat, 25 Maret 2022
Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok

Harga Mahal Tak Ada Perda Rokok

Menganalisa Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta Menggunakan “Google Spreadsheet”

Menganalisa Rasio Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta Menggunakan “Google Spreadsheet”

Forum Cendekia Kelas Dunia Hasilkan Upaya Atasi Covid-19

Forum Cendekia Kelas Dunia Hasilkan Upaya Atasi Covid-19

Kiat-kiat Kawasan Tanpa Rokok PT KAI

Kiat-kiat PT Kereta Api Terapkan Kawasan Bebas Rokok

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Senin, 6 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia: WHO Luncurkan Peta Jalan Tuntaskan Kanker

Hari Kanker Sedunia: WHO Luncurkan Peta Jalan Tuntaskan Kanker

Senin, 6 Februari 2023
Larangan Penjualan Rokok Batangan: Jangan Sekadar Angan!

Larangan Penjualan Rokok Batangan: Jangan Sekadar Angan!

Senin, 6 Februari 2023
Hari Kusta Sedunia: Komisi Nasional Disabilitas Gelar Lokakarya Nasional Zero Leprosy

Hari Kusta Sedunia: Komisi Nasional Disabilitas Gelar Lokakarya Nasional Zero Leprosy

Senin, 6 Februari 2023

Recent News

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Energi Terbarukan Bantu Transpuan di NTT Rasakan Hidup Layak, Apa Kabar Kondisi di Ibu Kota?

Senin, 6 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia: WHO Luncurkan Peta Jalan Tuntaskan Kanker

Hari Kanker Sedunia: WHO Luncurkan Peta Jalan Tuntaskan Kanker

Senin, 6 Februari 2023
Larangan Penjualan Rokok Batangan: Jangan Sekadar Angan!

Larangan Penjualan Rokok Batangan: Jangan Sekadar Angan!

Senin, 6 Februari 2023
Hari Kusta Sedunia: Komisi Nasional Disabilitas Gelar Lokakarya Nasional Zero Leprosy

Hari Kusta Sedunia: Komisi Nasional Disabilitas Gelar Lokakarya Nasional Zero Leprosy

Senin, 6 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Panduan Media Siber
Prohealth

© 2022 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2022 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.